Kokoleceran (Vatica Bantamensis) merupakan tanaman besar yang dapat tumbuh hingga 30 meter dan menjadi mascot sekaligus identitas flora endemic Provinsi Banten. Nama “kokoleceran” berasal dari Bahasa Sunda yang merujuk pada bentuk buah yang bersayap dan berputar seperti baling-baling ketika jatuh ke tanah.
Namun, menurut IUCN Redlist, kini kokoleceran berstatus Critically Endangered karena populasi yang sangat terbatas dengan data survey terakhir hanya menemukan ratusan individu dan keberadaannya masih misterius di beberapa titik di Taman Nasional Ujung Kulon. Taman Nasional Ujung Kulon menjadi benteng terakhir bagi kelangsungan kokoleceran.
Penebangan illegal sering kali menjadi ancaman bagi kokoleceran. Selain itu, manajemen persebar luasan tanaman yang baik menjadikan tanaman kokoleceran menjadi sulit dalam bertumbuh karena harus bersaing dengan tanaman lainnya. Distribusi palem lengkap (Arenga obtusifolia) merupakan salah satu tanaman yang kini mendominasi daerah Tanam Nasional Ujung Kulon. Tanaman ini mendominasi secara lanskap dan menekan pertumbuhan semai spesies lain melalui mekanisme pengurangan Cahaya.
Upaya konservasi yang melibatkan
pemerintah, peneliti, dan masyarakat lokal terus diupayakan, seperti penanaman bibit
kokoleceran dan pemantauan atau monitoring secara berkala terkait populasi
secara berkala untuk memastikan keberadaan dan melengkapi data yang masih belum
pasti jumlah spesiesnya. Ini harus menjadi tanggung jawab bersama untuk
melakukan upaya pelestarian, bersama kita menjaga, bersama kita mewariskan keindahan
dan keunikan Banten bagi generasi mendatang.
0 Comments